Raihlah setinggi-tingginya, untuk menjangkau bintang-bintang yang tersembunyi dalam kalbu. Bermimpilah sedalam-dalamnya, untuk meraih setiap mimpi di balik sebuah sasaran.
- Pamela Vaull Starr
Seperti begitu banyak anak perempuan lain, percaya diriku terkait masa depanku hampir tak ada. Aku meragukan setiap kemampuanku, hampir tak mempercayai potensiku, bahkan mempertanyakan harga diriku. Ketika memperoleh nilai yang bagus, aku percaya bahwa itu cuma kebetulan. Walaupun mudah mendapatkan teman, aku ragu bahwa begitu mereka mengenalku, pertemanan kami tidak akan bertahan lama. Dan ketika semua berjalan dengan baik, aku mengira itu karena aku berada pada tempat dan waktu yang paling tepat. Aku bahkan menolak pujian dan penghargaan.
Pilihan-pilihan yang kubuat mencerminkan citra diriku. Sewaktu usia belasan tahun, aku diminta oleh seorang laki-laki dengan masalah rendah diri yang sama. Kendati perangainya yang mudah marah serta pacaran kami yang tidak mulus, aku memutuskan untuk menikahinya. Keluargaku tahu bahwa aku telah membuat keputusan yang sangat keliru. Tidak sampai berminggu-minggu, aku pun menyadarinya.
Penyiksaan fisik berlangsung sampai beberapa tahun, Aku bertahan hidup dengan cedera demi cedera yang menderaku, masih untung kalau hanya babak belur, namun kadang-kadang sampai harus dirawat di rumah sakit. Kehidupan menjadi sebuah perpaduan kabur antara sirene polisi, laporan dokter, dan pertemuan keluarga untuk membahasa masalah kami. Namun, aku terus kembali ke hubungan yang sama, dengan harapan entah bagaimana situasi akan menjadi lebih baik.
Setelah memiliki dua anak perempuan, ada saat-saat ketika yang aku alami sepanjang malam hanya berada dalam kedua lengan mungil, dengan pipi-pipi lembut yang dirapatkan ke pipiku, dengan penghiburan mereka yang sangat tulus ketika mengatakan, "Sudahlah Mommy. Nanti akan lebih baik." Namun, aku tahu bahwa keadaan tidak akan menjadi baik. Aku harus melakukan perubahan, kalau bukan untuk diriku sendiri, setidaknya untuk putri-putri kecilku.
Kemudian sesuatu memberiku keberanian untuk berubah. Lewat pekerjaan, aku dapat menghadiri serangkaian seminar pengembangan profesional. Dalam salah satu seminar itu, seorang presenter berbicara tentang mengubah mimpi jadi kenyataan. Bagiku itu sulit apalagi sampai mengangankan masa depan yang lebih baik. Akan tetapi sesuatu dalam pesan itu membuat aku mendengarkan.
Presenter itu meminta kami mempertimbangkan dua pertanyaan sangat penting: "Jika Anda dapat menjadi, dapat mengerjakan, atau dapat memililiki apa pun di dunia, dan Anda tahu itu tidak mungkin gagal, apa yang akan Anda pilih? Dan andai dapat menciptakan kehidupan yang ideal bagi Anda, apa yang berani Anda impikan?" Pada saat itulah, hidupku mulai berubah. Aku mulai bermimpi.
Aku mulai membayangkan mempunyai keberanian untuk memindahkan anak-anak ke apartemenku sendiri dan memulai kehidupan baru. Aku membayangkan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak dan aku sendiri. Aku berangan-angan menjadi seorang penjaja mimpi ( motivational spekaer ) internasioanl sehingga aku dapat mengilhami orang lain sama seperti pembicara seminar itu mengilhami aku. Aku membayangkan aku sendiri menulis kisah hidupku untuk menggugah orang lain.
Maka aku menindaklanjutinya dengan menciptakan sebuah gambaran visual jelas tentang sukses baruku. Aku membayangkan diri mengenakan blazer merah, membawa tas kerja dari kulit dan naik taksi menuju bandara. Ini terkesan sangat berlebihan bagiku, sebab pada waktu itu bahkan tidak mampu membeli blazer.
Namun, aku tahu bahwa jika aku bermimpi, aku harus membuat rinciannya untuk mengisi kelima indraku. Maka aku pergi ke toko kulit dan bergaya di depan cermin sambil menjinjing tas kulit idamanku. Bagaimana kelihatannya dan bagaimana rasanya? Bagaimana bau khas tas kulit itu? Aku mencoba beberapa blazer berwarna merah di toko pakaian dan belakangan menemukan gambar seorang perempuan mengenakan blazer merah, menjinjing sebuah tas kerja, sedang menaikki tangga pesawat. Aku menggantungkan gambar itu di tempat aku melihatnya setiap hari. Itu membantuku memelihara mimpiku.
Dan tak lama kemudian perubahan itu dimulai. aku pindah dengan anak-anak ke sebuah apartemen kecil. Dengan pendapatan 98 dolar per minggu, kami banyak makan selai kacang dan hanya mampu mengendarai sebuah mobil tua. Akan tetapi untuk pertama kali, kami merasa bebas dan aman. Aku bekerja keras dalam karier penjualanku, dengan senantiasa fokus pada "mimpi mustahil ku"
Kemudian pada suatu hari aku menjawab telepon, dan suara di ujung sana terdengar memintaku berbicara dalam konferensi tahunan perusahaan yang akan datang. Aku menerima dan pidatoku dinilai sukses. Ini mengantarku ke serangkaian promosi, sampai akhirnya menjadi pelatih penjualan di tingkat nasional. Aku berlanjut dengan mengembangkan perusahaan sendiri dalam bidang "menjual mimpi" dan telah berkelana ke banyak negeri di seluruh dunia. "Mimpi mustahil" ku telah menjadi kenyataan.
Aku percaya bahwa semua sukses dimulai dengan mengembangkan W.I.N.G.S percaya kepada harga diri Anda ( worth ), percaya kepada wawasan Anda ( insight ), terus mengembangkan diri ( nurture ), memiliki sasaran ( goal ), dan merancang strategi pribadi ( strategy ). Setelah itu bahkan mimpi mustahil pun dapat terwujud.